Latar Belakang Perancangan

Kawasan Bahari merupakan kawasan yang memiliki potensi sumber daya alam kelautan dan pariwisata, sehingga perlu dikembangkan secara optimal dalam meningkatkan produktivitas kawasan tersebut. Pengembangan kawasan bahari terpadu merupakan pengembangan kawasan pantai secara terpadu dengan mensinergikan sektor-sektor unggulan yang ada di kawasan. Pengembangan ini merupakan realisasi konsep pengembangan wilayah berdasarkan sinergi antar sekor antar wilayah dalam satu kawasan.

Konep neighborhood unit dalam Penataan Kawasan Bahari merupakan salah satu konsep yang digunakan dalam merancang perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian lingkungan perumahan dan permukiman terhadap potensi dan permasalahan kawasan. Penerapan Konsep Neighborhood unit dalam Kawasan Bahari, bertujuan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan guna meningkatkan potensi kawasan bahari menjadi optimal dalam menjaga kelestarian lingkungan bahari serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Kabupaten Kendal merupakan salah satu kawasan pesisir utara Jawa dengan potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan dan diekslporasi untuk meningkatkan produktivitas wilayah. Wilayah pesisir Kabupaten Kendal memiliki potensi kelautan dan pariwisata yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakatan dan kabupaten. Selain potensi, posisi Kabupaten Kendal yang berada di daerah pesisir dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa, identik dengan berbagai permasalahan fisik/lingkungan alamiah seperti, abrasi, rob, dan gelombang pasang.

Berdasarkan potensi dan permasalahan wilayah pesisir Kabupaten Kendal, salah satu kecamatan yang menjadi obyek perencanaan dan perancangan adalah Kecamatan Rowosari. Kecamatan Rowosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang tergolong sebagai pengembangan kawasan pesisir (Pasal 43, Perda No.20 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Kendal 2011-2031). Ruang lingkup mikro perancangan dan perencanaan berada di Desa Sendang Sikucing dengan luas perancangan 12 Ha.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Kendal Desa Sendang Sikucing direncanakan sebagai kawasan potensi perikanan dengan jenis jenis kawasan pengembangan budidaya air payau dan kawasan pengembangan budidaya laut (Pasal 38, Perda No.20 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Kendal 2011-2031). Selain itu, Desa Sendang Sikucing juga direncanakan sebagai kawasan pariwisata dengan jenis Pariwisata Alam dengan obyek Pantai Sendang Sikucing dan pariwisata buatan dengan obyek Pantai Cahaya/Atraksi Lumba-lumba (Pasal 41, Perda No. 20 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Kendal 2011-2031).

Proram-program pemerintah dalam mengembangkan potensi Desa Sendang Sikucing juga diiringi dengan mengatasi permasalahan fisik alamiah Desa Sendang Sikucing. Permasalahan fisik alamiah yang ada di Desa Sendang Sikucing yang utama adalah abrasi. Pemerintah melalui kebijakannya merencanakan Kecamatan Rowosari dan Desa Sendang Sikucing, khususnya sebagai kawasan Reboisasi dan Konservasi kawasan sabuk pantai yang rawan abrasi.

Selain permasalahan fisik Alamiah, buruknya infrastruktur dasar, seperti jalan rusak, kawasan kumuh, dan rendahnya tingkat ekonomi masyarakat juga menjadi permasalahan lokasi perencanaan.Berdasarkan data statistik Kabupaten Kendal dalam angka tahun 2013, sebanyak6.744 RT prasejahtera dari 15.219 total RT di Kec. Rowosari . Permasalahan ini juga sangat mempengaruhi perancangan kawasan bahari terpadu Desa Sendang Sikucing. Permasalahan dasar yang masih buruk dan belum teratasi menyebabkan kurang berkembangnnya potensi yang ada di Desa Sendang Sikucing serta semakin memburuknya permasalahan yang ada.

Adanya permasalahan dan potensi yang kurang mampu berkembang dan diekplorasi dengan baik, maka diperlukan pengembangan kawasan bahari Desa Sendang Sikucing yang berkelanjutan . Potensi dan permaslahan yang ada di Desa Sendang Sikucing dirumuskan dengan konsep pengembangan desa pesisir tangguh (PDPT) yang merupakan program pemerintah sebagai upaya meminimalkan dampak dari masalah dan mengoptimalkan potensi yang terdapat di kawasan pesisir Kabupaten Kendal.